Saturday, February 4, 2017

[learning from TV #01] I Live Alone - Henry

Hello world!

Beberapa hari lalu saya nonton 나 혼자 산다 (I Live Alone), reality show Korea yang memperlihatkan kehidupan artis-artis yang sudah lama tinggal sendiri. Di episode itu diperlihatkan keseharian Henry Lau saat off day. Seperti biasa, Henry itu selalu seru untuk ditonton. Satu detik dia membersihkan rumah naik hoverboard dan vacuum cleaner di satu tangan plus pel tisu cap Daiso di tangan lain. Detik berikutnya, dia mempertunjukkan kebolehannya bermusik: dia spontan mengaransemen Uptown Funk jadi berbau jazz, lalu menambahkan iringan piano, biola, plus suara-suara yang ia buat sendiri dengan layered trap(?).

Tapi bukan itu yang mau saya eksplor di pos ini.

Di tengah episode, Henry menyebut bahwa ia sudah punya semua yang ia inginkan di rumahnya, tinggal kurang istri. Ucapannya ini membuat kaget panelis yang lain karena Henry masih 29 tahun, umur yang kalau buat orang Korea masih cukup muda untuk menikah (apalagi kalau artis). Jun Hyunmoo lalu bertanya mengenai tipe idealnya. Jawaban Henry inilah yang begitu membekas di benak saya.



"Sampai beberapa tahun yang lalu, saya masih punya tipe ideal yang jelas"

"Tapi sekarang tidak lagi"

"Saya sudah memutuskan untuk menjadi laki-laki dari tipe ideal saya"

Haa.... Henry....

Perkataan Henry ini sebenarnya sudah pernah saya dengar sebelumnya (dengan parafrasa berbeda). Mario Teguh (kalau tidak salah) sering bilang yang intinya "Pantaskanlah dirimu untuk sosok yang kamu inginkan".

Bener banget sih.
Kalau pengen punya suami pangeran mahkota yang kelak akan mewarisi tampuk kepemimpinan, maka kita harus siap untuk jadi putri mahkota yang pasti juga akan terlibat dengan intrik politik serta harus menjalankan tugas kerajaan dan lain-lain.

Oke, analogi di atas nggak banget, dan keliatan banget terpengaruh sama Princess Hours.
Tapi perkataan "Pantaskan dirimu untuk sosok yang kamu inginkan" itu nggak akan salah, soalnya kan, "Laki-laki yang baik hanya untuk perempuan yang baik, begitu pula perempuan yang baik hanya untuk laki-laki yang baik". Ini memang bukan jaminan dari Yang Maha Kuasa kalau orang baik pasti dapat orang baik, melainkan perintah kalau orang baik harusnya cari orang baik.

Kalau dibaca lagi, pos kali ini kayaknya agak lari sana sini ya... Antara screenshotnya Henry sama paragraf di atas korelasinya nggak jelas hehehe ;;;;

Pada intinyaaa,
Saya setuju dengan pemikiran Henry, bahwa dibanding memiliki kriteria-kriteria khusus untuk tipe ideal, tidak kalah pentingnya memperbaiki diri untuk menjadi pribadi yang diinginkan si tipe ideal kita.

Till next post!

No comments:

Post a Comment